AGEN HAYATI
“PERBANYAKAN AGEN HAYATI DARI JENIS CENDAWAN
DENGAN MEDIA PADAT”
Konsep Pengndalian Hama Terpadu
(PHT) muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap kebijakan pengendalian
hama secara konvensional yang bertumpu pada penggunaan pestisida berspektrum
luas, yang ternyata dapat menimbulkan masalah antara lain resurjensi,
resistansi, timbulnya hama sekunder, residu pada hasil pertanian, pencemaran
lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.
Penerapan
PHT didasarkan pada pendekatan ekologi, ekonomi, sosial budaya dengan tujuan
mengendalikan populasi atau intensitas serangan organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) sampai tingkat yang tidak menimbulkan kerusakan ekonomis menjamin
produksi pada taraf tinggi, menghindari residu pestisida dan menjamin
keberlanjutan produksi
Untuk
terlaksanya penerapan PHT secara menyeluruh dan berkelanjutan telah ditetapkan bahwa
strategi operasional PHT adalah dengan mengutamakan peran lingkungan sebagai faktor pengendali alamiah dan
memprioritaskan pemanfaatan dan pelestarian musuh alami. Seharusnya kita tidak
ragu-ragu untuk menempat pengendalian hayati sebagai komponen utama PHT. Dengan
demikian kita akan lebih peduli pada keberadaan dan kelestarian agen hayati.
Ada
beberapa cara perbanyakan agen hayati tergantung dari jenis agens hayati. Namun
yang akan disajikan adalah perbanyakan patogen serangga dari jenis cendawan
yaitu verticilium sp dan tricoderma sp. Perbanyakan cendawan verticilium sp dan tricoderma sp pada media padat.
Kelebihan dan Kelemahan Agen
Hayati
Penggunaan
agen hayati dalam upaya pengendalian OPT memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu
:
Kelebihan/
keuntungan :
- Selektif
- Organisme
yang digunakan sudah ada di alam
- Orgnisme
yang digunakan dapat mencari dan menemukan hama sasaran
- Dapat
berkembang biak dan menyebar
- Hama
tidak menjadi resisten atau kalau terjadi sangat lambat
- Pengendalian
dapat berjalan dengan sendirinya
- Tidak
ada pengaruh samping yang buruk seperti pada penggunaan pestisida kimia.
Kelemahan
/ kekurangan :
- Pengendalian
berjalan lambat
- Hasilnya
tidak dapat diramalkan
- Memerlukan
pengawasan tenaga ahli.
Cara Perbanyakan Agen Hayati
dari jenis cendawan dengan media padat
Bahan
:
- Jagung
pecah atau beras
- Kantong
plastik tahan panas
- Inokulum
(starter) verticilium sp dan tricoderma sp
- Spirtus
- Alkohol
70%
Alat
:
- Kotak
isolasi (incase) - Sendok makan
- Kompor - Kipas
- Panci - Nyiru
- Dandang
- Jarum ose
- Centong
kayu - Lampu bunsen
Langkah Kerja :
- Jagung/beras
dicuci dengan air bersih tiriskan
- Panaskan
air dalam panci dampai mendidih
- Atur
nyala api (sedang), masukkan jagung/beras ke dalam panci selama 4-5 menit.
- Angkat
panci buang airnya dan tiriskan sampai dingin
- Masukkan
jagung/beras ke dalam kantong plastik tahan panas 4-5 sendok makan (±100 gr)
lalu dilipat
- Panaskan
air dalam dandang sampai mendidih, masukkan jagung/beras terbungkus kedalam
dandang dikukus selama 2-3 jam setelah air mendidih
- Angkat
dandang dan keluarkan jagung/beras, dinginkan, simpan ditempat yang bersih.
Inokulasi isolat :
- Dilakukan
dalam kotak isolasi (incase)
- Siapkan
media jagung/beras yang telah disterilkan
- Siapkan
isolat/inokulum murni (dalam test tube)
- Dengan
menggunakan jarum ose yang sudah dipanaskan diatas api bunsen ambil inokulum
murni dalam test tube, kemudian inokulasikan kedalam media
- Lipat
mulut plastik, kemudian staples
- Tulis
nama cendawan dan tanggal perbanyakan pada plastik
- Media
yang telah diinokulasi, keluarkan dari incase, selanjutnya ditata rapih pada
lemari/rak, inkubasikan selama 2-4 minggu
- Media
yang sudah penuh dengan spora siap diaplikasikan di lapangan.
Cara
Aplikasi :
- Siapkan
larutan semprot dengan cara media hasil perbanyakan sebanyak 1 bungkus (100
gram) campurkan dengan air dan diaduk
- Saring
dengan kain, masukkan larutan ke dalam tangki. Tambahkan air.
- Semprotkan
sore hari (pada saat populasi hama masih rendah)
- Amati
perkembangan populasi hama dan musuh alaminya
OPT
sasaran agen hayati
- Wereng
batang coklat, wereng hijau, kepinding tanah, kepikpengisap polong, kutu daun,
kutu loncat, walang sangit, penggerek batang, ulat daun padi dll
Oleh : Wiwik Hayeweyah, SP
Penyuluh Pertanian Pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar