Senin, 23 Oktober 2017

BERTANAM CABAI DI MUSIM HUJAN





    Dalam bercocok tanam, waktu tanam merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. bertanam cabai di musim penghujan memerlukan banyak persiapan dan modal yang cukup besar mengingat tantangan yang harus di hadapi mulai dari persiapan lahan sampai pada perawatan tanaman,
    
   Persiapan lahan untuk penanaman cabe dimusim penghujan berbeda dengan pada saat musim kemarau. Perbedaan itu terletak pada kedalaman dan lebar saluran pembuangan air.
Buatlah bedengan yang mampu mengantisipasi banjir

   Pada musim hujan, air sangat melimpah sehingga kelebihan air harus dibuang tuntas. Agar terhindar dari hal-hal buruk selama musim hujan maka bedengan dibuat dengan ukuran sebagai berikut :
  • Lebar bedengan 100-110 cm
  • Lebar selokan 60-70 cm, berarti lebih lebar daripada ukuran dimusim kemarau. Hal ini untuk memperlancar sirkulasi udara dan mempermudah penyemprotan sebab kondisi tanaman lebih subur pada musim hujan sehingga kemungkinan tajuk tanaman akan saling bertumpukan.
  • Panjang bedengan diusahakan tidak lebih dari 12 m untuk mempermudah pemeliharaan tanaman dan pembuangan air yang berlebihan.


   Tinggi bedengan minimal 50 cm. agar akar tanaman tidak tergenang langsung pada saat hujan deras. Selain itu, air hujan juga dapat dibuang tuntas sehingga risiko kematian terkurangi.

Lakukan pengapuran lahan bersamaan dengan pembajakan
    Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH tanah yang semula asam menjadi mendekati netral. Pengapuran juga dapat menambah unsur hara kalsium (Ca) maupun magnesium (Mg) yang sangat diperkaptan CaCO3 dan dolomite Ca Mg (CO3). Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 2-4 ton/ha atau sekitar 200-400 g per m².

     Pengapuran pada musim hujan sebaiknya dilakuakn bersamaan dengan pembajakan tanah. Dengan cara demikian diharapkan kapur akan segera bereaksi dan siap menteralkan kemasan tanah sebelum bibit cabai ditanam dilapangan.

Pupuklah bedengan dengan jenis dan dosis yang tepat
    Pada musim hujan, total pupuk yang diberikan bersamaan dengan pemasangan mulsa plastic-hitam perak (PHP) sebanyak 85% dari penanaman di musim kemarau karena jumlah air yang melimpah dimusim hujan akan mudah malarutkan pupuk pada bedengan. Namun, perlu perhatikan bahwa pada musim hujan ini komposisi pemupukan sebaiknya tidak terlalu banyak mengandung unsure nitrogen karena unsure nitrogen akan diperoleh juga dari udara bebas.

   Kelebihan unsur nitrogen menyebabkan barang tanaman cabe banyak mengandung air (sekulen). Tanaman yang sekulen akan mudah terserang hama dan penyakit.

   Pupuk kandang diberikan pada saat bedengan selesai 70%. Pemberian dilakukan per bedengan dengan memeprkirakan satu tanaman mendapatkan dosis 1 kg. setelah pupuk kandang ditebarkan, lahan dicangkul kecil-kecil agar pupuk kandang bersatu dengan tanah bedengan. Selang waktu antara penebaran pupuk kandang dan pupuk kimia kira-kira 2 minggu. Sebelum pupuk kimia ditebarkan, kondisi bedengan yang akan dipupuk harus basah oleh air hujan atau telah tergenangi air pada malam sebelumnya. Pupuk ditebarkan secara merata di seluruh permukaan bedengan. Bedengan kemudian dicangkul agar pupuk berbaur dengan tanah. Setelah itu, bedengan dirapikan dengan menghaluskan/meratakan permukaannya menggunakan potongan bilah bamboo besar atau sisi-sisi tepi cangkul. Bedengan yang telah dipupuk dan dirapikan disebut sebagai bedengan jadi. Bedengan air ini disiram secukupnya kemudian segera ditutup dengan mulsa PHP.
Pasanglah mulsa dengan bantuan pasak penjepit

    Pemasangan mulsa PHP idealnya menunggu saat cuaca panas atau antara pukul 09.00-14.00 sebab dalam kondisi panas, mulsa plastic-hitam perak akan mudah mengembang bila ditarik kencang. Namun, sinar matahari yang terik sulit diperoleh pada musim hujan. Untuk mengatasi hal ini, mulsa PHP dikaitkan terlebih dahulu dengan perak penjepit mulsa yang terbuat dari bilah bambu pada ujung-ujung bedengan. Dengan demikian, bedengan telah tertutup mulsa PHP sehingga pupuk yang telah disebar pada permukaan bedengan tidak hanyut oleh hujan. Esok paginya, pada saat panas, mulsa pada sisi-sisi bedengan dirapkan (dikaitkan) pada tanah. Sehari menjelang penanaman, dibuat lubang penanaman pada mulsa PHP. Pelubang plastic mulsa berupa pelat besi yang diisi arang bakar denagn diameter lingkaran 10 cm. jarak tanam pada system zig-zag adalah 60 cm x 65 cm, sedangkan pada system berhadap-hadapan 60 cm x 60 cm. untuk mendapatkan hasil optimal, jarak tanam dibuat secara berseling (zig-zag).

Usahakan populasi tanaman tidak terlalu padat
    Populasi tanaman cabe dimusim hujan sebaiknya tidak terlalu padat agar tidak merangsang pertumbuhan dan perkembangan hama serta penyakit tertentu. Kepadatan tanaman sebaiknya tidka lebih dari 17.000 tanaman per hektar dan idealnya 16.000 tanaman per hektar untuk lahan datar dan 14.000 tanaman untuk lahan terasering. Jarak tanam yang digunakan untuk musim hujan yaitu 60 cm x 65 cm dengan system tanam zig-zag atau 65cm x 70 cm dengan system tanam berhadap-hadapan antar tanaman. Apabila lahan penanaman berbentuk terasering (bukan hamparan) maka penananamn sebaiknya dimulai dari hamparan paling bawah. Dengan demikian, bila tanaman paling tua terserang penyakit tidak akan menular ke tanaman yang lebih muda lewat air pengairan.

Gunakan bibit yang seragam untuk penanaman satu petak
    Di dataran rendah sampai menengah (0-700 m dpl) bibit cabe hibrida siap ditanam pada umur 20 hari setelah semai, sedangkan cabe local 25 hari setelah semai. Untuk praktisnya, apabial tidak memperhitungkan umur, bibit dianggap siap tanam bila telah berdaun 3-4 helai.

    Pada musim hujan, penanaman cabe dapat dapat dilakukan kapan saja, asalkan kondisi udara tidak terlalu panas. Sebelum ditanam, plastic polibag dilepaskan. Caranya, ujung permukaan tanah media semai agak dipadatkan kemudian plastic dibuka secara perlahan (kalau perlu dirobek). Bibit dalam satu patak penanaman harus seragam sehingga pertumbuhan dan produktifitasnya relative seragam. Apabila dipaksakan menanam bibit yang kurang seragam dalam satu bedengan maka bibit yang ukurannya kecil akan kalah dalam penyerapan air makanan dari tanaman disekitarnya.
(Hari Suseto, SP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar