PENDAHULUAN
Legowo menurut bahasa jawa berasal
dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang.
Pada prinsipnya sistem tanam jajar
legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain
itu sistem tanam tersebut juga memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah
tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita
ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih
tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman
tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.
Beberapa Tipe Sistem Tanam Tajar
Legowo
1) Jajar legowo
2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak
dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit
menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
2) Jajar legowo
3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar
dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir
dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
3)
Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi
diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua
kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya.
Manfaat dan
Tujuan Sistem Jajar Legowo
Adapun manfaat dan tujuan dari
penerapan sistem tanam jajar legowo adalah sebagai berikut :
ü
Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang
diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro.
ü
Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan
pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan
melalui barisan kosong/lorong.
ü
Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit
terutama hama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka
tinggal di dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan
menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.
ü
Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman
dalam barisan.
ü
Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah
kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan
memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada
barisan pinggir.
ü
Semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai
tanaman maka proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang terjadi di
daun akan semakin tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman yang baik
ditinjau dari segi pertumbuhan dan hasil
Teknik Penerapan
a. Pembuatan
baris tanam
Lahan sawah yang sudah siap
ditanami, 1–2 hari sebelum tanam air dibuang sehingga lahan dalam keadaan
macak-macak. Tujuan air dihilangkan adalah untuk dapat membentuk garis-garis
tanam secara jelas. Dengan menggunakan alat pembuat garis jajar legowo 2 : 1
(Atajale 2 : 1), dibuat garis tanam 40 cm x ( 20 cm x 10 cm) dengan cara
menarik atajale pada lahan yang akan ditanami. Arah baris tanam sebaiknya
sesuai dengan arah aliran air pengairan.
b. Tanam
Bibit padi umur kurang dari 21
hari sebanyak 1-2 bibit ditanam pada perpotongan
garis-garis yang terbentuk, dengan cara maju atau mundur sesuai kebiasaan regu
tanam
Teknik
Pemeliharaan Tanaman
a. Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara alur
pada tempat yang berjarak 20 cm dan posisi yang memupuk pada tempat yang
berjarak 40 cm. Dengan cara ini hanya 40 % dari lahan yang diberi pupuk dan
pupuk terkosentrasi sepanjang tempat yang berjarak 20 cm, serta pupuk
lebih dekat denga perakaran sehingga dapat dimamfaatkan oleh tanaman secara
maksimal.
b. Penyiangan
Pada cara tanam ini penyiangan
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan landak/osrok cukup satu arah yaitu
searah dalam barisan dan tidak perlu dipotong sepertimpada cara tanam bujur
sangkar (2 arah). Jarak tanam dalam barisan 10 cm tidak perlu dilakukan
penyiangan karena gulma akan kalah berkompetisi dengan pertumbuhaan tanaman
padi. Dengan cara tanam ini, biaya penyiangan dapat di tekan sampai 50 %.
c.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Adanya lorong-lorong yang berjarak
40 cm sinar matahari dan sirkulasi udara dapat berjalan optimal dan kelembaban
dapat ditekan sehingga perkembangan hama/penyakit dapat diminimalisir.
Disamping itu, kegiatan pemamtauan dan pelaksanaan pengendalian penyakit dapat
lebih mudah dilaksanakan.
Menghitung
peningkatan populasi
Untuk menghitung peningkatan
populasi dengan sitem tanam jajar legowo bisa menggunakan rumus : 100%
X 1 : ( 1 + jumlah legowo).
contoh:
Ø
untuk legowo 2:1 peningkatan populasinya adalah 100% X 1 : (1 + 2) = 30%
Ø
untuk legowo 3:1 peningkatan populasinya adalah 100% X 1 : (1 + 3) = 25%
Ø
Untuk legowo 4:1 peningkatan popuasinya adalah 100% X 1 : (1 + 4) = 20%
Ø
Untuk legowo 5:1 peningkatan popuasinya adalah 100%
X 1 : (1 + 5) = 16,6%
Oleh : Wiwik Hayeweyah, SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar